Alur Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

Halo, sahabat Pandai Belajar! Semoga sahabat Pandai Belajar semua selalu dalam keadaan sehat. 

Kali ini kita akan membahas tentang Hak Asasi Manusia. Pada praktiknya, proses penyelenggaraan nilai-nilai atau hak asasi manusia ini terkadang tidak berjalan sesuai dengan teorinya. Buktinya, banyak sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia, bahkan di negara demokrasi sekalipun. Maka dari itu, diciptakanlah sebuah alur atau proses penyelesaian kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia. Penasaran apa saja dan bagaimana Alur Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia ini? Mari simak penjelasannya dengan seksama!

https://www.pandaibelajar.com/


Terdapat dua jalur Peradilan dan hukuman atau sanksi bagi kasus pelanggaran HAM ini, yaitu Peradilan dan Hukuman atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia dan Peradilan dan Sanksi di dunia atau secara internasional. 

Peradilan dan Sanksi untuk Pelanggaran HAM di Indonesia

Semua negara di dunia tentu tidak mau dicap sebagai negara yang tidak bisa menegakkan HAM, termasuk Indonesia. Sebab, negara yang tidak melakukan upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM akan disebut sebagai unwillingness state atau negara yang tidak mau atau tidak mampu menegakkan HAM. Selain itu, efeknya berbahaya bagi negara itu sendiri, seperti memperbesar pengangguran, memperlemah daya beli masyarakat, memperbanyak kemiskinan, memperkecil pendapatan nasional, kesulitan mendapatkan bantuan dari negara asing, kesulitan mencari mitra kerja sama. 

Untuk mencegah hal tersebut, tentu negara-negara di dunia melakukan upaya terbaik agar tetap bisa menegakkan HAM. Berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan penegakkan dan peradilan, serta sanksi bagi pelanggar HAM. 

Di Indonesia, dahulu, kasus pelanggaran HAM diperiksa dan diselesaikan di pengadilan HAM ad hoc yang dibentuk berdasarkan keputusan presiden dan berada di lingkungan hukum yang sah. Setelah  berlakunya UU Republik Indonesia tahun 2000 tentang pengadilan HAM, semua kasus pelanggaran HAM diselesaikan dan ditangani di Pengadilan HAM.

Pasal 10 UU RI Nomor 26 tahun 2000, menyebutkan bahwa penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat dilakukan atas dasar ketentuan Hukum Acara Pidana. Sebelumnya, proses penangkapan tersangka dan penyelidikan dilakukan oleh pihak Jaksa Agung. Saat melaksanakan tugasnya Jaksa Agung harus memiliki surat perintah dan alasan penangkapan yang jelas, kecuali dilakukan secara mendesak atau ketika operasi tangkap tangan. 

Selain itu, ada juga penyelidikan terhadap pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Komnas HAM. Komnas HAM dalam posisi ini melakukan penyelidikan dan dapat membentuk tim ad hoc sendiri yang disertai dengan kalangan masyarakat terutama aktivis HAM atau yang paham terkait kasus tersebut. Setelah Komnas HAM melakukan penyelidikan, Komnas HAM membuat sebuah dokumen lengkap hasil penyelidikan lalu menyerahkannya kepada Jaksa Agung yang bertugas sebagai penyidik. Jaksa Agung wajib menindaklanjuti laporan hasil penyelidikan Komnas HAM tersebut, lalu Jaksa Agung dapat juga membentuk tim as hoc sendiri dari unsur pemerintah dan dari kalangan masyarakat.  

Selanjutnya, masuk dalam proses penuntutan perkara pelanggaran HAM. Proses penuntutan ini dilakukan oleh Jaksa Agung atas tindak lanjut dari laporan ppenyelidikan sebelumnya. Jaksa Agung membentuk penunut umum ad hoc yang terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah dengan cara disumpah sebelum melaksanakan tugasnya. Pada kondisi ini, Komnas HAM dapat selalu meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa Agung mengenai perkembangan penyelidikan dan penuntutan perkara pelanggaran HAM berat dan dapat dipublikasikan untuk masyarakat agar masyarakat terus mengikuti perkembangan perkara pelanggaran HAM.  

Terakhir, perkara pelanggaran HAM berat diperiksa. Setelah proses pemeriksaan selesai, Pengadilan HAM akan memutuskan perkara yang dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan HAM dengan tempo waktu 180 hari paling lambat setelah berkas dilimpahkan dari penyidik kepada Pengadilan HAM. Hakim Pengadilan HAM pada kondisi ini berjumlah lima orang, terdiri atas dua orang hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan. 

Pada permohonan banding, perkara tersebut diperiksa dan diputuskan dalam waktu paling lama 90 hari sejak perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi. Kemudian, permohonan kasasi dapat dilakukan ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diputuskan oleh Mahkamah Agung paling lama 90 hari sejak perkara dilimpahkan oleh Pengadilan Tinggi kepada Mahkamah Agung. Proses pengadilan dipimpin oleh dua Hakim Agung dan tiga orang Hakim ad hoc yang diangkat oleh Presiden atas usulan DPR RI.    

Wawasan Nusantara: Politik Kewilayahan Bangsa dan Negara Indonesia

Halo, sahabat Pandai Belajar! Kali ini kita akan membahas terkait Wawasan Nusantara. Pembahasan ini terdapat pada materi kelas 11 SMA/SMK sederajat. Materi kali ini memiliki dua subbab, yaitu Konsep Wawasan Nusantara dalam Ranah Geopolitik dan Cara Pandang Bangasa Indonesia berdasarkan Wawasan Nusantara secara Geopolitik. 

Tidak usah berlama-lama, mari simak dengan seksama pambahasan kali ini! Semoga bermanfaat.

A. Konsep Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara merupakan wawasan yang wajib diketahui seluruh bangsa Indonesia. Wawasan ini berwujud wawasan nasional yang bersumber langsung dari Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Wawasan nusantara juga dikenal sebagai politik kewilayahan bansa dan negara Indonesia. Dalam praktiknya, wawasan nusantara dianggap sebagai cara pandang dan sikap setiap warga negara terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan mengutamakan persatuan antarbangsa serta kesatuan bangsa dan wilayah dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Secara singkat, wawasan nusantara adalah suatu wawasan yang menjaga kesatuan dan keutuhan seluruh bangsa dan wilayah Indonesia. Atas dasar itu, kita sebagai bangsa Indonesia, dituntut untuk memahami benar wawasan ini demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Cara Pandang Bangsa Indonesia dalam Menerapkan Wawasan Nusantara

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan dan kesatuan. Maka dari itu, kita harus tahu bagaimana cara kita bersikap guna menerapkan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia. Berikut cara pandang bangsa Indonesia dalam menerapkan wawasan nusantara.

1. Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

Pulau-pulau di Nusantara yang merupakan suatu kekayaan nasional merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup seluruh bangsa Indonesia, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa Indonesia dalam bingkai persatuan demi menjaga keutuhan. Selain itu, kepulauan yang ada di Indoneisa juga menggambarkan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, agama, bahasa, memluk keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan kesatuan yang final dan luas seluas kepulauan yang ada di Nusantara. 

Meski antarbangsa dipisahkan oleh pulau-pulau, secara psikologis, kita adalah bangsa yang satu, harus merasa satu nasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta harus selalu tertanam memperjuangkan cita-cita bangsa agar terwujud berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa Pancasila satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi selurug warga negara dalam mencapai cita-cita negara.

Kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pansila dan UUD 1945. Artinya, bahwa seluruh kepulauan nusantara memiliki kesatuan hukum, yaitu mengabdi kepada kepentingan nasional. Hal ini juga mengartikan bahwa bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa lain, ikut berpartisipasi aktif dalam ketertiban dunia, kemerdekaan, dan perdamaian, serta keadilan sosial melalui politik bebas aktif yang diterapkan dalam sistem politik Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dilaksanakan atas dasar kepentingan nasional demi kebaikan bangsa Indonesia. 

2. Kepulauan Nusantara sebagai Kesatua Ekonomi

Seluruh kekayaan wilayah nusantara adalah milik seluruh bangsa Indonesia sebagai modal keperluan sehari-hari yang merata di seluruh tanah air. Kepulauan Indonesia juga menyiratkan bahwa perkembangan ekonomi harus berjalan seimbanf dan tidak ada ketimpangan di seluruh daaaaerah dengan mengembangkan potensi masing-masing daerah di Indonesia. Hal itu menandakan bahwa perekonomian di seluruh wilayah Indonsia merupakan kesatuan ekonomi yang diselenggarakan atas dasar kepentingan dan usaha bersama demi kemajuan peradaban bangsa. 

3. Kepulauan Nusantara sebagai Kesatuan Sosial Budaya

Dalam konteks sosial budaya, seluruh masyarakat Indonesia adalah satu, kehidupan yang serasi dengan perwujudan kemajuan yang setara, merata, dan berjalannya keselarasan dan toleransi kehidupan sesuai dengan kemjuan bangsa. Ragam corak dan budaya merupakan gambaran betapa kayanya Indonesia yang dimanfaatkan sebagai modal dan landasan pengembangan budaya seluruh bangsa guna dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

4. Kepulauan Indonesai sebagai Kesatuan Pertanhanan dan Kemanan

Seluruh ancaman, baik terhadap satu daerah maupun nasional, hakikatnya adalah ancaman bagi seluruh bangsa dan negara dilandasi dengan kesamaan nasib demi pertahanan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini juga menyiratkan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama rata dalam membela negara agar tetap utuh.       



Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia (Teori Penciptaan Alam Semesta)

Halo sahabat Pandai Belajar! Sudah lama kita tidak berteguran di laman ini. Semoga sahabat selalu diberikan kesehatan dan rezeki oleh Allah Swt. 

Sebab lama tak jumpa, tak terasa, sebentar lagi kita akan merayakan Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia. Dalam suasana kemerdekaan ini, kita tentu perlu mengenang jasa para pahlawan yang berjuang memerdekakan Indonesia. Mereka berperang fisik dan pikiran demi bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, tentu penting bagi kita untuk meneladaninya. Selain itu, ada hal yang tak kalah penting untuk dipelajari, yaitu tentang Proses Pembentukan Kepulauan Indonesia. Apakah sahabat sudah tahu bagaimana tanah para pejuang ini terbentuk? 

Mari langsung kita simak dengan seksama pembahasan mengenai Proses Pembentukan Kepulauan Indonesia (Teori Penciptaan Alam Semesta). Semoga dengan mempelajari ini, kita makin mencintai bumi dan tanah air.   

Teori “Dentuman Besar” (Big Bang) merupakan salah satu teori ilmiah tentang terbentuknya bumi, seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan, seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berisi gumpalan gas di seluruh ruang jagad raya yang nantinya akan meledak dengan dahsyat. 

Ledakan tersebut menyebabkan gelembung gas yang mengisi alam semesta menyebar ke seluruh penjuru. Akhirnya terciptalah suatu bentuk galaksi, gugusan bintang, matahari, planet, bumi, bulan dan meteorit. Bumi hanyalah satu titik seperti noda kecil yang ada di jagat raya. 

Selanjutnya, proses evolusi alam semesta memakan waktu kosmologis berjuta tahun. Berikut periode pembentukan bumi.

  1. Azoikum, yaitu zaman sebelum ada kehidupan. Suhu bumi sangat tinggi. Proses ini memakan waktu lebih dari satu miliar tahun.
  2. Palaezoikm, yaitu zaman purba tua. Masa ini meninggalkan fosil kehidupan flora dan fauna. Memakan waktu 350.000.000 tahun.
  3. Mesozoikum, yaitu zaman purba menegah. Hewan mamalia, burung, amfibi, dan tumbuhan berbunga mulai muncul. Proses ini terjadi sekitar 140.000.000 tahun.
  4. Neozoikum, yaitu zaman purba baru. Es mulai menyusut dan manusia mulai hidup.
Merujuk hal tersebut, sejarah kepulauan Indonesia terbentuk sangatlah panjang. Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Indonesia masih berupa daratan yang saling terhubung. Hampir seluruh bumi saling terhubung satu sama lain sebelum akhirnya terpisah.

Selanjutnya, pada fase Mesozoikum, 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis di kepulauan Indonesia menjadai aktif. Keaktifan ini dikenal dengan fase tektonis (orogenesa larami), yang menyebabkan pergerakan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Efeknya, daratan menjadi terpecah-pecah menjadi banyak bagian. Sebagian benua Eurasia terpecah lalu bergerak ke seleatan membentuk pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat, dan kepulauan Banda. Sedangkan, pecahan benua Australia bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Tenggara. Pergerakan ini membuat sebuah wilayah pertemuan yang menyebabkan kedua daratan tersebut sangat labil. Tahap daratan labil itu menyebabkan kegiatan tektonis yang sangat aktif sehingga membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier, 65 juta tahun lalu. 

Pada masa tersier ini, Sulawesi sudah mulai terbentuk. Daratan Papua sudah mulai bergerak ke arah utara. Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan, dan Jawa  tenggelam yang membentuk laut dangkal yang disebabkan oleh kenaikan permukaan laut atau transgresi.

Pada masa Pliosen, lima juta tahun lalu, terjadi proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis yang hebat. Hal tersebut menyebabkan pulau-pulau terangkat dan muncul, terbentuknya gugusan perbukitan besar (gunung), perbukitan lipatan, serta deretan gunung api aktif di sepanjang gugusan bukit. Itulah yang kita sebut sekarang sebagai gugusan Ring of Fire 'Cicin Api' berupa gunung api aktif yang tersebar di sepanjang barat Pulau Sumatra, terhubung ke sepanjang pulau Jawa, lalu ke arah timur hingga Kepuluan Nusa Tenggara, serta Kepulauan Banda. 

Pembentukan inilah yang membuat Kepuluan Indonesia seperti sekarang. Berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu, masa Pliosen hingga awal Pleistosen bahkan pergerakan lempeng masih berlangsung hingga sekarang karena Kepulauan Indonesia masih terbilang labil sehingga sering terjadi gempa bumi, baik tektonis ataupun vulkanis.

Deretan gunung api membuat Indonesia menjadi daerah dengan tingkat keanekaragamannya sangat tinggi. Kekayaan inilah yang membuat banyak peneliti dari bangsa lain datang. Berdasarkan ciri flora dan faunanya, Russel Wallace membagi Indonesia menjadi dua wilayah, yaitu Paparan Sahul di sebelah timur dan paparan Sunda di sebelah barat. Sehingga membentuk garis pembatas yang membentang dari Selat Lombok ke arah Selat Makassar bagian utara. Sebelah barat bagian pembatas tersebut disebut dengan Indo-Malayan Region, sedangkan di sebelah timur disebut dengan Australia Malayan Region.     

Setelah zaman es (gasial dan interglasial) pada masa Pleistosen selesai, bumi dan Kepulauan Indonesia memasuki zaman Alluvium (Holosen) yang berlangsung sejak 20.000 tahun lalu hingga saat ini. Pada zama ini manusia telah berkembang secara nyata, lambat laun manusia mulai mengembangkan kebudayaan sebagai alat untuk mempertahankan diri dan keberlangsungan hidupnya.

Prosedur Sosialisasi Budaya Politik kepada Masyarakat (Agen Sosialisasi Politik)

Halo, sahabat Pandai Belajar! Setelah sebelumnya membahas tentang Budaya Politik di Indonesia, sekarang kita berlanjut ke pembahasan berikutnya yang tidak kalah penting, yaitu Prosedur Sosialisasi Budaya Politik Kepada Masyarakat. Materi ini merupakan submateri yang diajarkan di SMA kelas XI. Mari kita simak pembahasan materi kali ini! Selamat membaca, Sahabat! 

A. Prosedur Sosilisasi Budaya Politik

Budaya politik merupakan suatu nilai yang terbentuk melalui sosialisasi politik yang gencar dilakukan terhadap masyarakat selaku warga negara. Prosedur sosialisasi politik ini bermakna cara-cara atau teknik penanaman nilai-nilai politik kepada individu atau kelompok masyarakat. Robert Le Vine  mengatakan  terdapat tiga prosedur atau tiga teknik yang dapat diterapkan dalam sosialisasi penerrapan nilai politik kepada masyarakat, yaitu imitasi, instruksi, dan motivasi. Adapun penjelasan ketiga teknik tersebut sebagai berikut.

  1. Imitasi merupakan teknik sosialisasi penanaman nilai politik melalui cara meniru terhadap perilaku masyarakat setempat. Dengan kata lain, teknik imitasi ini menuntut orang yang memberi sosialisi untuk menyamar dan meniru kebiasaan individu-individu di lokasi target sosialisai. Teknik ini biasanya digunakan kepada anak-anak yang memang penting untuk diberi pemahaman politik sejak dini, tetapi tidak menutup kemungkinan teknik ini juga digunakan kepada orang dewasa. 
  2. Instruksi adalah sebuah teknik sosialisasi melalui pembelajaran, baik di sekolah (formal), di lingkungan keluarga (informal), maupun lingkungan pergaulan atau organisasi (nonformal). 
  3. Motivasi merupakan mekanisme atau teknik sosialisasi yang dikaitkan dengan pengalaman individu atau kelompok target sosialisai. Teknik ini mendorong penerima sosialisasi untuk belajar dari pengalaman-pengalaman mengenai tindakan politik yang diarahkan sesuai dengan sikap dan pendapatnya sendiri. Dengan kata lain, teknik ini mengarahkan indvidu sasaran sosialisasi untuk berpikir lalu mengambil sikapnya sendiri berdasarkan pengalaman.

B. Agen Sosialisasi Politik

Teknik sosialisasi tersebut tidak akan berjalan jika tidak ada agen politik yang menjalankannya. Ada tiga agen sosialisasi budaya politik yang vital dan bertanggung jawab menjalankan sosialisasi kepada masyarakat sekitarnya, yaitu keluarga, sekolah, partai politik. Berikut pemaparan ketiga hal tersebut.

1. Keluarga

Keluarga adalah agen pertama yang bertanggung jawab menentukan pola pembentukan nilai politik bagi seorang individu terutama anak. Keluarga dapat menanamkan nilai politik dan keyakinan politik atas pandangan orang tua secara langsung atau tidak langsung. Langkah awal dapat dilakukan dengan menanamkan sikap menghargai kewenangan Ayah dan Ibu selaku orang tua, yang dapat dipahami sebagai sikap saling menghargai suatu tatanan di masyarakat. Jika sebuah keluarga terlalu menekankan kepatuhan secara berlebihan, bisa jadi keluarga tersebut akan membentuk individu yang berbudaya politik parokial atau subjektif dan tidak peduli dengan yang lain. 

2. Sekolah

Saat masuk sekolah, anak diajarkan untuk mengharga dan mengenal nilai-nilai, norma, dan atribut negaranya. Proses pengenalan budaya politik ini diberikan sejak Taman Kanak-Kanak. Pada masa itu, pendekatan atau pemberian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara imitasi. Setelah itu, berlanjut di SD, SMP, SMA yang dituntut makin mengenal budaya politik di Indonesia, mulai dari gambar-gambar pajangan seperti presiden, wakil presiden, pancasila. Lalu, makin berkembang dengan pengenalan sistem negara, Pendidikan Pancasila, sampai akhirnya pengenalan politik praktis, partai politik, sistem politik melalui diskusi-diskusi di sekolah. 

3. Partai Politik

Menurut Budiarjo (2008), partai polirik memiliki beberapa fungsi sebagai sarana atau agen sosialisasi budaya politik di negara demokrasi seperti Indonesia. Berikut merupakan fungsi partai polititk.

a. Komunikasi Politik

Partai politik berperan sebagai penyalur aspirasi rakyat dengan menyatukan berbagai kepentingan dan merumuskanmnya menjadi arah dari kebijakan yang akan dibuatnya dalam tatanan demokrasi.

b. Sosialisasi Politik

Partai politik berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan nilai politik, norma, dan sikap, serta orientasi politik seseorang terhadap persoalan politik di Indonesia.

c. Rekrutmen Politik

Dalam hal ini, partai politik berperan untuk mengajak orang-orang terlibat langsung dengan partai politik sebagai anggota partai politik. 



MATEMATIKA : PERMUTASI DAN KOMBINASI (Rumus, Aturan Perkalian, Permutasi, Kombinasi, Peluang suatu kejadian, Frekuensi Harapan, Peluang Kejadian majemuk, Contoh Soal)

Hai sahabat Pandai Belajar! kali ini kami akan membahas tentang Permutasi dan Kombinasi, dimana bahasan ini merupakan salah satu dari bab yang terdapat pada pelajaran Matematika. Adapun hal-hal yang akan dibahas kali ini yaitu ; Rumus-rumus, Aturan Perkalian, Permutasi, Kombinasi, Peluang suatu kejadian, Frekuensi Harapan, Peluang Kejadian majemuk dan Contoh Soal. let's check this out!


1. ATURAN PERKALIAN
Jika banyak cara memilih unsur pertama ada m cara dan banyak cara memilih unsur kedua ada n cara, maka banyak cara memilih kedua unsur tersebut sekaligus ada m x n cara.
Faktorial :
3! = 3.2.1
2! = 2.1
n! = n.(n-1).(n-2)...3.2.1

2. PERMUTASI
Permutasi menyatakan banyaknya penyusunan objek dengan memperhatikan letak/ukuran. Banyak permutasi (susunan terurut) r unsur dari n unsur adalah :


Jenis-jenis permutasi antara lain :

  • Permutasi n unsur : n!
    Permutasi dengan menggunakan seluruh unsur.
  • Permutasi dengan n unsur sama:



    dengan p,q,r menyatakan banyaknya unsur yang sama.
  • Permutasi siklis (melingkar) : (n-1)!
    Permutasi yang disusun secara melingkar. misal jika ada susunan DEF maka susunannya DEF, FDE, EFD (jika pandangan kita berputar searah jarum jam) jadi permutasi siklis dari susunan 3 objek DEF adalah 3!/3 = (3 x 2!)3 = 2! = 2.
3. KOMBINASI
kombinasi menyatakan banyaknya penyusunan objek-objek dengan tidak memperhatikan letak/ukuran. Rumus banyak kombinasi (susunan) unsur dari unsur adalah :



Contoh Soal!

1. Empat siswa dan dua siswi akan duduk berdampingan. Apabila siswi selalu duduk paling pinggir, banyak cara mereka duduk adalah..
A. 25
B. 64
C. 48
D. 71
E. 69

Pembahasan
Duduk di pinggir 2 siswi: 2!
Duduk selain di pinggir 4 siswa: 4!
Jadi banyak cara mereka duduk adalah :
2!4! = (2.1)(4.3.2.1) = 48

Jawaban C

4. PELUANG SUATU KEJADIAN
Peluang suatu kejadian adalah kemungkinan munculnya suatu kejadian dari sebuah semesta himpunan dengan ketentuan ketentuan 0 =< P(A) =< 1. Dirumuskan :


dengan ketentuan :
n(A) = Banyaknya kemungkinan terjadinya kejadian A
n(S) = Banyaknya seluruh kejadian yang mungkin

5. FREKUENSI HARAPAN
Jika A adalah kejadian pada ruang sampel s dengan peluang P(A), maka frekuensi harapan kejadian A danri n kali percobaan adalah f(A) = P(A).n

6. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK

  • Peluang gabungan 2 kejadian
    Jika A dan B dua kejadian yang berada dalam ruang sampel S. Peluang kejadian 
  •  rumusnya adalah :



  • Kejadian saling lepas
    Syarat kejadian ini adalah bila tidak ada irisan antara 2 himpunan, sehingga 
  •  jadi rumusnya :

  • Kejadian saling bebas
    Syarat kejadian ini adalah bila suatu kejadian tidak mempengaruhi kejadian yang lain.


  • Kejadian bersyarat
    Kejadian yang menyatakan peluang munculnya kejadian A setelah muncul kejadian B.


  • Peluang komplemen suatu kejadian
    Jika A dan A' adalah 2 buah kejadian yang saling komplemen, maka peluang komplemen kejadian A (ditulis P(A')) rumusnya adalah

    P(A') = 1 - P(A)
Contoh Soal!

1. Dua dadu dilempar undi bersama satu kali. Peluang muncul jumlah kedua mata dadu 4 atau 7 adalah...
A. 6/36
B. 9/36
C. 8/38
D. 5/35
E. 7/35

Pembahasan
n(S) = 6^2 = 36
A = Kejadian muncul mata dadu 4
<=> {(1,3),(2,2),(3,1)}= n(A) = 3
B = Kejadian muncul mata dadu 7
<=> {(1,6),(2,5),(3,4),(4,3),(5,2),(6,1)}= n(B) = 6

Kejadian di atas adalah kejadian saling lepas karena 2 kejadian tidak memiliki irisan.
Jadi :
 = 3/36 + 6/36 = 9/36
Jawaban B


Sekian bahasan mengenai Permutasi dan Kombinasi kali ini, jika ada pertanyaan silahkan klik Contact atau hubungi melalui FansPage pandaibelajar Thank You!

MATEMATIKA : BARISAN DAN DERET ( Konsep, Rumus, Contoh Soal, Barisan dan Deret Aritmatika, Barisan dan Deret Geometri, Geometri Tak Hingga)

Hai Sahabat Pandai Belajar! Kali ini admin akan membahas salah satu bab yang ada pada dipelajaran Matematika yaitu Barisan dan Deret. Adapun hal-hal yang akan dibahas diantaranya adalah Konsep Barisan dan Deret, Barisan dan Deret Aritmatika, Barisan Geometri, Deret Geometri, Deret Geometri tak hingga dan rumus-rumus dan Contoh Soal dalam Barisan dan Deret. Kuy kita simak bersama!


1. KONSEP BARISAN DAN DERET

  • Barisan
    Barisan adalah himpunan bilangan-bilangan yang diurutkan menurut aturan tertentu. barisan suku ke-1 sampai suku ke -n dapat dituliskan dengan :


  • Deret
    Deret adalah penjumlahan dari suatu barisan yang berurutan dapat dituliskan dengan  :


2. BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

  • Barisan Aritmatika
    Barisan Aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang selisih/beda antara dua suku yang berurutan selalu sama. Rumus suku ke -n dari barisan aritmatika dapat dituliskan sebagai berikut :


Dengan Un = suku ke -n
              a = Suku pertama
              b = beda

  • Deret Aritmatika
    Jumlah n suku pertama dari deret aritmatika dirumuskan :


Dengan  Sn = Jumlah n suku pertama
              Un = suku ke -n
              a = Suku pertama
              b = beda

Hubungan antara barisan dan deret, dapat dirumuskan dengan :



Contoh Soal!

1. Jika suku ke-8 deret aritmatika adalah 20 dan jumlah suku ke-2 dan ke-16 adalah 30, maka suku ke-12 deret tersebut adalah..

A. -6
B. -2
C. 9
D. 0
E. -5

Pembahasan : 
Un = a + (n-1)b
U8 = a + 7b = 20
U2 + U16 = (a + b) + (a + 15b)
                 = 2a + 16b = 30 atau a + 8b = 15
Dengan eliminasi :
a + 7b = 20
a + 8b = 15
____________
b = -5, a = 55
U12 = a + 11b = 55+11(-5) = 0 Jawaban D


3.  BARISAN GEOMETRI
Barisan Geometri adalah barisan bilangan yang perbandingan/rasio dua suku yang berurutan selalu sama. Rumus suku ke -n dari barisan geometri dapat dituliskan sebagai berikut :



Dengan Un = Suku ke -n
              a = Suku pertama
              r = Rasio

4. DERET GEOMETRI
Jumlah n suku pertama dari deret geometri dirumuskan :



Dengan Sn= Jumlah n suku pertama
              a = Suku pertama
              r = rasio

5. DERET GEOMETRI TAK HINGGA
Barisan geometri tak hingga akan mempunyai nilai yang konvergen (nilainya memusat) jika -1 < r < 1 dengan rumus :



Contoh Soal! 

1. Jika suku pertama dan ke-4 barisan geometri adalah 3 dan 24 dan maka suku ke-7 barisan geometri tersebut adalah..

A. 48
B. 192
C. 834
D. 321
E. 96

Pembahasan : 
Un = ar^n-1
U1 = a
Suku ke-4 =
U4 = ar^3
24 = 3r^3
r^3 = 8
r = 2, jadi suku ke-7 :
U7 = ar^6 = 3(2)^6 = 192 Jawaban B


Sekian Ulasan singkat mengenai Barisan dan Deret, jika ada pertanyaan silahkan klik Contact!! Terima kasih :)

TEKS CERITA ULANG BIOGRAFI LENGKAP (Pengertian, Tujuan, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Ciri-ciri Teks Ceria Ulang Biografi)

Hai Sabahat PandaiBelajar! Di kesempatan kali ini kami akan mengulas Pelajaran Bahasa Indonesia, adapun bab yang akan dibahas yaitu Teks Cerita Ulang Biografi. Kami akan mengulas secara lengkap materi Teks Cerita Ulang biografi ini. Hal-hal yang akan dijelaskan kali ini diantaranya Pengertian Teks Cerita Ulang Biografi, Tujuan Teks Cerita Ulang Biografi, Struktur Teks Cerita Ulang Biografi, Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi, Ciri-ciri Teks Ceria Ulang Biografi.Yak tanpa berlama-lama lagi, Let's Check this out!!

www.pandaibelajar.com
Nelson Mandella

Teks Cerita Ulang Biografi adalah sebuah teks yang menceritakan kembali kepada pembaca mengenai seorang tokoh yang berjasa berdasarkan bigrafi yang sudah pernah ada. Teks cerita ulang biografi merupakan salah satu teks cerita ulang faktual yang mengisahkan riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.

Tujuan Teks Cerita Ulang Biografi ialah teks ini bermanfaat bagi pembaca sebagai pelajaran yang berharga berdasarkan pengalaman seorang tokoh. Adapun bagi penulis untuk berbagi pengalaman tokoh-tokoh sukses kepada orang banyak (pembaca) dengan teks yang lebih ringkas daripada teks biografi aslinya.

Struktur Teks Cerita Ulang Biografi
Struktur teks merupakan bagian-bagian dari teks yang membangun teks itu sendiri. Bagian-bagian tersebut menjelaskan ciri bagian awal, inti, dan penutup teks dalam fungsi penyampaian tertentu. Adapun struktur yang membangun sebuah Teks Cerita Ulang Biografi yaitu :

  • Orientasi adalah bagian yang memberi pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
  • Urutan Peristiwa Kehidupan Tokoh adalah bagian yang menceritakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok yang digambarkan meliputi peristiwa yang mengesankan, mengagumkan, menarik maupun mengharukan. Pada bagian ini terlihat berbagai pengalaman sang tokoh yang diceritakan, baik peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang dihadapinya.
  • Reorientasi adalah bagian akhir dari teks yang berisikan pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita ulang biografi.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi
Kaidah kebahasaan pada teks ini yaitu:
  1. Pronomina, dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, sepertinya "ia, mereka, -nya"
  2. Menggunakan kata yang menunjukkan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana.
  3. verba material, untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul.
  4. Verba Tingkat Laku, merupakan kata kerja yang mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan berupa ungkapan perkataan atau verbal
  5. Kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat
  6. Keterangan waktu lampau, kata keterangan waktu yang menyatakan waktu yang lalu (sudah terlewat). 
  7. Konjungsi (kata sambung) temporal, Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, seperti ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti dan, tetapi, karena, dan meskipun.
  8. Kalimat simpleks, Kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan satu aksi, peristiwa, atau keadaan kerap terdapat dalam teks cerita ulang ataupun biografi ini.
Ciri-ciri Teks Cerita Ulang Biografi
Teks Cerita Ulang Biografi memiliki beberapa ciri-ciri yang membuat teks ini berbeda dan dapat dibedakan dengan jenis teks lainnya yaitu :
  • Hal yang dituangkan dalam teks cerita ulang biografi merupakan kisah hidup orang yang terkenal atau berpengaruh di dunia.
  • Dalam teks tersebut menceritakan kisah tokoh dengan lengkap, dimulai dari sang tokoh menjalani masa kecil sampai tua bahkan sampai meninggal (jika sang tokoh sudah wafat, jika belum maka tentu tidak ada)
  • Selain perjalanan hidup sang tokoh, dalam teks ini juga menceritakan kegiatan dan peristiwa yang dialami tokoh, ekspresi, ide, perasaan, dan pandangan hidup tokoh. Serta jasa dan keberhasilan sang tokoh.
  • Teks cerita ulang biografi lebih kompleks atau lebih lengkap dari pada biodata CV

FISIKA : GERAK KINEMATIKA LENGKAP (Pengertian Kinematika, Jenis-jenis Gerak Kinematika, Rumus Persamaan)

Hai hai Sahabat Pandaibelajar! kali ini kami akan menjelaskan tentang Kinematika, dimana Kinematika ini merupakan salah satu bab pada pelajaran Fisika. Adapun yang akan dibahas diantaranya ; Pengertian Kinematika, Jenis-jenis Gerakan Kinematika dan Rumus-rumus pada gerak Kinematika. Tanpa berlama-lama lagi, let's check this out!

www.pandaibelajar.com

Kinematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari sistematika gerak atau bagaimana gerak tersebut terjadi dimana penyebab terjadinya gerakan tersebut tidak dianggap atau tidak diperdulikan. Kinematika terdiri dari Gerak lurus yang mencakup Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Gerak Melingkar Beraturan dan Perpaduan Gerak

1. Gerak Lurus
    Gerak benda pada lintasan lurus disebut dengan gerak lurus. Ada dua macam Gerak lurus, yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
  • Gerak Lurus Beraturan (GLB)
    Gerak lurus beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan konstan atau tetap. Secara umum rumus persamaan GLB yaitu sebagai berikut :

 

v = Kecepatan (m/s)
s = Jarak (m)
t = Waktu (s)
  • Gerak Lurus Berubah Beraturan
    Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan berubah secara beraturan yang dikarenakan mengalami percepatan tetap. Rumus persamaan dalam gerak lurus berubah beraturan sebagai berikut :


Jika disajikan dalam grafik kecepatan v terhadap waktu t, maka:



Sehingga s = Luas Kurva

Kecepatan Sesaat





vt = kecepatan akhir (m/s)
v0= Kecepatan awal (m/s)
a = Percepatan (m/s^2)
s = Jarak (m)
t = Waktu (s)

Aplikasi dari persamaan GLBB dapat digunakan pada gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah.

Gerak Jatuh Bebas
Pada gerak jatuh bebas v0 = 0 sehingga kecepatan dan waktu benda mencapai tanah dapat dirumuskan dengan persamaan berikut :






Vt = Kecepatan saat t sekon (m/s)
h = Jarak yang ditempuh benda (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s^2)
t = waktu (s)

Gerak Vertikal ke Atas
Kecepatan awal v0 arah ke atas






Gerak Vertikal ke Bawah
Kecepatan awal v0 arah ke bawah







g =Percepatan gravitasi bumi (10m/s^2)
ht = Ketinggian benda akhir (m)
h0 = Ketinggian benda mula-mula (m)

2. Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
    Gerak melingkar beraturan (GMB) dapat didefinisikan sebagai gerak benda pada lintasan berupa lingkaran dengan kecepatan sudut tetap. Dalam gerak melingkar beraturan, ada beberapa istilah sebagai berikut:

  • Frekuensi dan Periode
    Frekuensi adalah banyaknya putaran dalam tiap detik sedangkan periode adalah waktu yang diperlukan untuk berotasi satu putaran. Secara matematis besarnya frekuensi dan periode dapat dinyatakan dalam rumus persamaan berikut :

    Frekuensi :   


    Periode :  


    f = Frekuensi (Hz)
    n = Jumlah putaran
    t = Waktu (s)
    T = Periode
  • Kecepatan Sudut
    Kecepatan sudut adalah besarnya sudut yang ditempuh tiap satuan waktu. Rumus persamaan kecepatan sudut dapat dinyatakan sebagai berikut :




= kecepatan sudut (rad/s)
v = Kecepatan linier (m/s)
R = Jari-jari lintasan (m)

Beberapa satuan dari kecepatan sudut, diantaranya :
1 putaran/sekon =  
1 rps (rotasi per sekon) = 
1 rpm (rotasi per menit) =   

  • Percepatan Sentripetal
    Percepatan sentripetal adalah percepatan benda terjadi pada benda bergerak melingkar beraturan yang memiliki arah menuju ke pusat. Besarnya percepatan sentripetal dapat dinyatakan dalam rumus persamaan berikut :


 = percepatan sentripetal (m/s^2)


  • Hubungan Roda-roda dalam gerak melingkar beraturan
    www.pandaibelajar.com
    (a). Bersinggungan, (b). Satu Tali
    Berlaku :
  Sehingga 

Satu sumbu putar

 Sehingga  

v = Kecepatan linier (m/s)
 = kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari roda (m)

3. Perpaduan Gerak
    Kecepatan merupakan besaran vektor yang memiliki arah sehingga gerak benda dapat dipadukan jika benda bergerak dengan arah kecepatan yang berbeda seperti pada gambar

www.pandaibelajar.com
 Sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :










v = Resultan kecepatan (m/s)
Vx = Kecepatan benda terhadap sumbu x (m/s)
Vy = Kecepatan benda terhadap sumbu y (m/s)

Ada beberapa penerapan perpaduan gerak antara lain sebagai berikut :
  • Gerakan Peluru Jatuh
    Waktu Mencapai tanah

    www.pandaibelajar.com 
  Jarak Jangkauan x  

  • Gerak Parabola
    Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB) terhadap sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) terhadap sumbu y.
Posisi Sesaat





Ketinggian Maksimum di B
 maka ;
Ketinggian Maksimum (h maks)



Waktu hingga ketinggian maksimum ( )



Jarak maksimum (R)



Waktu mencapai tanah kembali ()



 = Kecepatan searah sumbu x (m/s)
 = Kecepatan searah sumbu y (m/s)
 = Kecepatan awal (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s^2)
t = Waktu (s)
 = Arah sudut terhadap sumbu x
 = Waktu hingga ketinggian maksimum (s)
 = Ketinggian maksimum (m)
 = Waktu hingga jarak maksimum (s)
R = Jarak maksimum (m)