Mengenang dan Meneladani Para Pahlawan Proklamasi

Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Sekarang sudah dekat menuju hari Pahlawan ya sahabat, yaitu yang diperingati setiap tahun pada tanggal 10 November. Nah, kita sebagai rakyat Indonesia yang telah terbebas dari belenggu penjajahan mestilah bersyukur dan jangan pernah melupakan sejarah serta kita sebagai warga negara yang baik haruslah mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang mati-matian. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang Para Pahlawan Proklamasi yang pembahasannya diberi judul Mengenang dan Meneladani Para Pahlawan Proklamasi. Langsung saja kita menuju pembahasan di bawah ini, Semoga bermanfaat ya Sahabat!

www.pandaibelajar.com


Mengenang dan Meneladani Para Pahlawan Proklamasi

1.  Ir. Sukarno

  Sukarno atau yang dikenal dengan sebutan Bung Karno, beliau lahir di kota Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Pada masa remaja menuju dewasanya Bung Karno sudah mulai aktif dalam berbagai pergerakan sejak menjadi mahasiswa di Bandung. Pada tahun 1927, bersama rekan sejawatnya Bung Karno mendirikan sebuah organisasi yaitu PNI. Oleh karena perjuangannya itu, beliau sering sekali keluar-masuk penjara karena beberapa kasus yang dianggap mengancam pemerintah Belanda pada saat itu. Kemudian pada zaman Jepang, Bung Karno pernah menjadi ketua dari Putera, Chuo Sangi In dan juga ketua dari PPKI, serta beliau juga pernah menjadi anggota dari BPUPKI.
  Begitu Bung Karno telah tiba di tanah air, dari perjalanannya ke Saigon, Sukarno menyampaikan pidato yang sangat singkat. Isi pidato itu adalah, suatu pertanyataan yang tak bisa dijawab bahwa Indonesia akan merdeka atau pun sudah merdeka sebelum jagung akan berbunga. Pertanyaan tersebut dan pidato singkat tersebut semakin membakar semangat rakyat Indonesia untuk berjuang mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Beliau bersama dengan Moh. Hatta, menjadi tokoh sentral yang terus menerus dipaksa dan didesak oleh para pemuda agar segera memproklamasikan kemerdekaan bagi Indonesia, sampai akhirnya ia harus diculik atau diungsikan ke Rengasdengklok untuk perundingan hal tersebut. Sepulangnya dari Rengasdengklok ia bersama Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan sebuah teks yaitu teks proklamasi, dan menuliskannya pada secarik kertas. Lalu setelah itu, Sukarno bersama Moh. Hatta diberi kepercayaan untuk menandatangani teks yang dirumuskan tersebut yaitu teks  proklamasi tersebut.
  Pada tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting dan sangat dibutuhkan. Secara tidak langsung ia terpilih menjadi tokoh terpenting dan Indonesia dan juga menjadi orang nomor satu di Indonesia. Sukarno didampingi dengan Moh. Hatta, diberi kepercayaan oleh rakyat untuk membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan Kemerdekaan bagi Indonesia. Oleh karena hal itu, Sukarno dikenal dan dikenang hingga sekarang sebagai pahlawan proklamator Indonesia. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan beliau dimakamkan di Blitar.

2. Drs. Moh. Hatta

  Tokoh lain yang sangat penting dalam berbagai peristiwa sebelu bahkan setelah proklamasi dan peristiwa penting lainnya sekitar proklamasi adalah Drs. Moh. Hatta. Beliau dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902. Sejak menjadi mahasiswa di luar negeri, ia sudah aktif dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah seorang pemimpin dan ketua Perhimpunan Indonesia di negeri yang menjajah yaitu negeri Belanda. Setelah di tanah air, ia aktif di PNI bersama dengan rekannya yaitu Bung Karno. Setelah PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI yang diperbarui.
  Moh. Hatta melibatkan dirinya secara langsung terjun dan ikut andil dalam perumusan teks proklamasi. la juga ikut menandatangani teks proklamasi tersebut. Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua di Indonesia pada saat itu untuk mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena hal itu, beliau juga dikenang  hingga sekarang dan dikenal sebagai pahlawan proklamator. la wafat pada tanggal 14 Maret 1980, dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir di Jakarta. 

3. Ahmad Subarjo

  Ahmad Subarjo dilahirkan di Karawang Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. Beliau tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan nasional Ahmad Subarjo sangat aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan dan penjajahan Jepang beliau berperan sebagai Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang yaitu yang dipimpin oleh Laksamana Maeda. la juga terdaftar dan terlibat sebagai anggota BPUPKI dan PPKI. Akan tetapi, Ahmad Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56.
  Tokoh Ahmad Subarjo ini boleh dikatakan sebagai tokoh yang mengakhiri peristiwa Rengasdengklok. Sebab dengan keberanian dirinya dan dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo, akhirnya Ir. Sukarno, Moh. Hatta dan rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta pada dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif dan memberikan peran dan mengeluarkan pemikiran-pemikiran tentang rumusan teks proklamasi tersebut.

4. Sukarni Kartodiwiryo

    Sukarni merupakan seorang pencetus atau pelopor penculikan terhadap Sukarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Ia juga merupakan tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta dengan mengaatas namakan bangsa Indonesia. la juga memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks proklamasi dan berita tentang proklamasi supaya semua rakyat seluruh Indonesia tahu bahwa Indonesia telah merdeka.

5. Sayuti Melik

  Nama tokoh ini semakin terkenal dan mencuat pada sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. la telah menyaksikan setiap tahap dari penyusunan teks proklamasi di ruang makan yaitu di rumah Laksamana Maeda. Bahkan akhirnya ia pun dipercaya untuk menjadi orang yang mengetik teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.

6. Bahanuddin Mohammad Diah

  Pada sekitaran peristiwa proklamasi, BM. Diah sudah menjadi wartawan yang sangat terkenal di Indonesia. Pada malam sewaktu akan diadakan perumusan teks proklamasi tersebut, BM. Diah banyak melakukan kontak-kontak dengan para pemuda yang terlibat pada saat itu, yaitu untuk datang ke rumah Laksamana Maeda. la adalah salah seorang pemuda yang ikut menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia juga sangat berperan aktif dalam upaya menyebarluaskan berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia agar dapat diketahui oleh setiap rakyat Indonesia.

7. Latif Hendraningrat Sang Komandan Peta

  Pada saat pelaksanaan pembacaan teks proklamasi, setelah menyiapkan barisan, ia mempersilakan Sukarno membacakan teks proklamasi. Kemudian, Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan beliau juga merupakan yang membantu membawakan bendera Merah Putih yang dibantu oleh SK. Trimurti. 

8. S. Suhud

  S. Suhud merupakan seorang pemuda yang ditugasi mencari tiang bendera dan mengusahakan bendera Merah Putih yang akan dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena gugup dan tegang, akhirnya dia membawa tiang yang digunakan adalah sebatang bambu, padahal tidak terlalu jauh dari rumah Sukarno ada tiang bendera dari besi yang sangat dibutuhkan pada saat itu. S. Suhud bersama Latif Hendraningrat adalah sang pengibar bendera Merah Putih di halaman rumah Sukarno pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945.

9. Suwiryo

  Suwiryo merupakan seorang walikota Jakarta Raya pada waktu itu dan secara tidak langsung menjadi ketua penyelenggara dalam proses upacara Proklamasi Kemerdekaan. Oleh karena itu, ia sangat sibuk mempersiapkan segala hal dan sesuatu yang diperlukan dalam upacara tersebut pada saat itu, termasuk pengadaan mikrofon dan pengeras suara dalam upacara.

10. Muwardi

  Tokoh muda Muwardi, bertugas sangat penting dalam bidang pengamanan jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah menugaskan anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan di sekitar kediaman Bung Karno untuk upacara proklamasi tersebut. Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia juga membagi tugas kepada para anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan Bung Karno dan Moh. Hatta untuk tetap dijaga dan dipastikan keselamatannya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »