Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia (Teori Penciptaan Alam Semesta)

Halo sahabat Pandai Belajar! Sudah lama kita tidak berteguran di laman ini. Semoga sahabat selalu diberikan kesehatan dan rezeki oleh Allah Swt. 

Sebab lama tak jumpa, tak terasa, sebentar lagi kita akan merayakan Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia. Dalam suasana kemerdekaan ini, kita tentu perlu mengenang jasa para pahlawan yang berjuang memerdekakan Indonesia. Mereka berperang fisik dan pikiran demi bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, tentu penting bagi kita untuk meneladaninya. Selain itu, ada hal yang tak kalah penting untuk dipelajari, yaitu tentang Proses Pembentukan Kepulauan Indonesia. Apakah sahabat sudah tahu bagaimana tanah para pejuang ini terbentuk? 

Mari langsung kita simak dengan seksama pembahasan mengenai Proses Pembentukan Kepulauan Indonesia (Teori Penciptaan Alam Semesta). Semoga dengan mempelajari ini, kita makin mencintai bumi dan tanah air.   

Teori “Dentuman Besar” (Big Bang) merupakan salah satu teori ilmiah tentang terbentuknya bumi, seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan, seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berisi gumpalan gas di seluruh ruang jagad raya yang nantinya akan meledak dengan dahsyat. 

Ledakan tersebut menyebabkan gelembung gas yang mengisi alam semesta menyebar ke seluruh penjuru. Akhirnya terciptalah suatu bentuk galaksi, gugusan bintang, matahari, planet, bumi, bulan dan meteorit. Bumi hanyalah satu titik seperti noda kecil yang ada di jagat raya. 

Selanjutnya, proses evolusi alam semesta memakan waktu kosmologis berjuta tahun. Berikut periode pembentukan bumi.

  1. Azoikum, yaitu zaman sebelum ada kehidupan. Suhu bumi sangat tinggi. Proses ini memakan waktu lebih dari satu miliar tahun.
  2. Palaezoikm, yaitu zaman purba tua. Masa ini meninggalkan fosil kehidupan flora dan fauna. Memakan waktu 350.000.000 tahun.
  3. Mesozoikum, yaitu zaman purba menegah. Hewan mamalia, burung, amfibi, dan tumbuhan berbunga mulai muncul. Proses ini terjadi sekitar 140.000.000 tahun.
  4. Neozoikum, yaitu zaman purba baru. Es mulai menyusut dan manusia mulai hidup.
Merujuk hal tersebut, sejarah kepulauan Indonesia terbentuk sangatlah panjang. Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Indonesia masih berupa daratan yang saling terhubung. Hampir seluruh bumi saling terhubung satu sama lain sebelum akhirnya terpisah.

Selanjutnya, pada fase Mesozoikum, 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis di kepulauan Indonesia menjadai aktif. Keaktifan ini dikenal dengan fase tektonis (orogenesa larami), yang menyebabkan pergerakan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Efeknya, daratan menjadi terpecah-pecah menjadi banyak bagian. Sebagian benua Eurasia terpecah lalu bergerak ke seleatan membentuk pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat, dan kepulauan Banda. Sedangkan, pecahan benua Australia bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Tenggara. Pergerakan ini membuat sebuah wilayah pertemuan yang menyebabkan kedua daratan tersebut sangat labil. Tahap daratan labil itu menyebabkan kegiatan tektonis yang sangat aktif sehingga membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier, 65 juta tahun lalu. 

Pada masa tersier ini, Sulawesi sudah mulai terbentuk. Daratan Papua sudah mulai bergerak ke arah utara. Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan, dan Jawa  tenggelam yang membentuk laut dangkal yang disebabkan oleh kenaikan permukaan laut atau transgresi.

Pada masa Pliosen, lima juta tahun lalu, terjadi proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis yang hebat. Hal tersebut menyebabkan pulau-pulau terangkat dan muncul, terbentuknya gugusan perbukitan besar (gunung), perbukitan lipatan, serta deretan gunung api aktif di sepanjang gugusan bukit. Itulah yang kita sebut sekarang sebagai gugusan Ring of Fire 'Cicin Api' berupa gunung api aktif yang tersebar di sepanjang barat Pulau Sumatra, terhubung ke sepanjang pulau Jawa, lalu ke arah timur hingga Kepuluan Nusa Tenggara, serta Kepulauan Banda. 

Pembentukan inilah yang membuat Kepuluan Indonesia seperti sekarang. Berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu, masa Pliosen hingga awal Pleistosen bahkan pergerakan lempeng masih berlangsung hingga sekarang karena Kepulauan Indonesia masih terbilang labil sehingga sering terjadi gempa bumi, baik tektonis ataupun vulkanis.

Deretan gunung api membuat Indonesia menjadi daerah dengan tingkat keanekaragamannya sangat tinggi. Kekayaan inilah yang membuat banyak peneliti dari bangsa lain datang. Berdasarkan ciri flora dan faunanya, Russel Wallace membagi Indonesia menjadi dua wilayah, yaitu Paparan Sahul di sebelah timur dan paparan Sunda di sebelah barat. Sehingga membentuk garis pembatas yang membentang dari Selat Lombok ke arah Selat Makassar bagian utara. Sebelah barat bagian pembatas tersebut disebut dengan Indo-Malayan Region, sedangkan di sebelah timur disebut dengan Australia Malayan Region.     

Setelah zaman es (gasial dan interglasial) pada masa Pleistosen selesai, bumi dan Kepulauan Indonesia memasuki zaman Alluvium (Holosen) yang berlangsung sejak 20.000 tahun lalu hingga saat ini. Pada zama ini manusia telah berkembang secara nyata, lambat laun manusia mulai mengembangkan kebudayaan sebagai alat untuk mempertahankan diri dan keberlangsungan hidupnya.