KEBUGARAN JASMANI : Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah

Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Selamat Pagi! Kali ini kami akan memberikan pembahasan tentang Kebugaran Jasmani yaitu Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah. Dalam pembahasan ini terdapat beberapa bagian yang dibahas yaitu, Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah, Meningkatkan Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah, Lari Fartlek, Pengukuran Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah. Langsung saja kita menuju pembahasan di bawah ini!

www.pandaibelajar.com


KEBUGARAN JASMANI

  Kebugaran jasmani merupakan suatu kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas keseharian tanpa mengalami suatu kelelahan yang terlalu berarti, dan seseorang tersebut masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang lainnya. Konsep kebugaran jasmani ini dikelompokan menjadi dua buah perbedaan yaitu, kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan seseorang dan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan suatu tenaga untuk kerja atau pun kinerja tubuh seseorang (performance).

 Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah

  Daya tahan dari jantung, paru, dan juga peredaran darah merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem organnya yaitu, jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan juga secara efisien untuk menjalankan kerja dan kinerja secara terus menerus atau konstan dan tetap yang akan melibatkan kontraksi otot dengan intensitas yang cukup tinggi bahkan sangat tinggi dalam waktu yang cukup lumayan lama.

 A.  Meningkatkan Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah

  Kemampuan daya tahan dari jantung atau disebut juga dengan kardiovaskular dapat dilatih dan ditingkatkan dengan berbagai macam latihan lari yaitu, seperti berikut ini.
  1. Lari Secara Teratur dan Terus Menerus
    Latihan ini dapat memperbaiki keadaan tetap atau keseimbangan dalam tubuh antara pengeluaran tenaga, pengambilan zat asam selama latihan sedang berjalan atau berlangsungnya latihan. Latihan seperti ini dilakukan di atas tanah yang rata dan dianjurkan dilakukan di tanah yang tidak bergelombang sedikit pun. Lari lima sampai dua puluh kilo meter tanpa adanya penambahan kecepatan pada langkah seoerang secara tiba-tiba dan sehingga denyut nadi pun tidak akan terlalu tinggi dan denyut nadi tidak boleh lebih tinggi dari 150 per menit pada saat sedang berlatih melakukan hal ini.
  2. Lari dengan Kecepatan dan Jarak yang Bervariasi
    Latihan seperti ini  dapat memperlancar atau memperbaiki ketahanan organ-organ dalam tubuh dan bagian-bagian lain dari tubuh seorang pelari atau seseorang yang melakukan latihan ini. Latihan sebaiknya dilakukan di tanah lapang yang sangat bervariasi kontur tanahnya, yaitu kira-kira 10-12 km dengan lari perlahan-lahan atau disebut juga dengan jogging sangat  diutamakan dalam latihan ini. Walaupun begitu, lari yang bervariasi sebaiknya diperpanjang pada kecepatan yang sedang yaitu 200-600 meter, pada lari cepat 100-150 meter, pada lari dipercepat 25-50 meter, dan lari naik turun 40-80 meter, lari-larian dengan variasi yang berganti-ganti seperti diselingi dengan jalan sewaktu-waktu jika hal tersebut diperlukan.
  3. Lari Fartlek
    Lari Fartlek merupakan suatu sistem latihan daya tahan seseorang yang tujuannya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Fartlek akan sangat baik dilakukan di alam terbuka yang terdapat bukit-bukit semak belukar, selokan-selokan untuk dilompati, tanah berpasir, tanah, rumput, tanah lembek, dan lain sebagainya untuk mendukung proses latihan jenis ini dan menyuplai udara segar kepada paru-paru saat latihan.
  4. Lari di Bukit-bukit
    Tujuan dari latihan ini adalah untuk mendapatkan otot-otot yang kuat. Jenis lari di bukit-bukit:
    a) Lari jarak sedang 60-80 meter, lari ini tidak dilakukan di bukit yang tidak terlalu curam. Jarak pelari yang satu dengan yang lain lumayan sangat dekat. Latihan dilakukan sebanyak 10 sampai dengan 12 kali tanpa adanya istirahat untuk yang berguna untuk pemulihan tenaga secara sempurna, tetapi cukup memberikan tenaga yang kuat pada sektor kecepatan, dan daya tahanan tubuh seseorang atau aerobik.
    b) Lari jarak panjang yaitu 100-150 meter, melalui lereng-lereng bukit yang tidak terlalu curam, dan jarak antara pelari satu dengan pelari yang lainnya berdekatan tetapi tanpa rasa ketegangan yang berlebihan dilakukan sekitar 15-20 kali, diselingi dengan istirahat yang pendek tetapi anggota tubuh selalu aktif. Hal ini akan menambah daya tahan tubuh pelari yang melakukan latihan ini.
    c) Lari di seputar bukit dengan jarak 400-600 meter dengan naik turun bukit. Untuk pelari 1.500 meter hal-hal mengenai suatu kecepatan sangatlah penting dan utama, tidak saja bagi atlet sprint tetapi juga bagi pelari dengan jarak lari 400-600 meter, juga untuk pelari dengan jarak lari 5.000 meter. 
B. Pengukuran Daya Tahan Jantung, Paru, dan Peredaran Darah

  Kemampuan daya tahan seseorang akan jantung, paru, dan peredaran darah dirinya dapat diukur atau diketahui dengan melaksanakan sebuah tes lari usia 16-19 tahun dalam Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), yaitu, tes lari dengan jarak 1200 meter untuk Putra dan tes lari dengan jarak 1000 meter untuk Putri. di bawah ini merupakan cara melakukan tes tersebut:


  1. Tujuan
    Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung dan juga paru-paru, peredaran darah dan pernafasan seseorang.
  2. Alat dan Fasilitas
    a) Lintasan lari.
    b) Stopwatch.
    c) Bendera start.
    d) Peluit.
    e) Tiang pancang.
    f) Alat tulis.
  3. Petugas Tes
    a) Petugas pemberangkatan
    b) Pengukur waktu
    c) Pencatat hasil
    d) Pengawas dan pembantu umum dalam pelaksanaan tes
  4. Pelaksanaan Tes 
    a) Sikap Permulaan : Peserta berdiri dengan baik di belakang garis star.
    b) Gerakan : Pada saat aba-aba Siap peserta harus mengambil posisi sikap berdiri dan siap untuk berlari. Pada aba-aba Ya peserta harus berlari semaksimal mungkin menuju garis finish.
  5. Pencatatan Hasil Lari
    a) Pengambilan waktu dilaksanakan pada saat peserta mulai berlari dari bendera star diangkat sampai dengan peserta melintasi garis finish.
    b) Hasil tersebut dicatat dalam satuan menit dan juga detik.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »