Prosedur Sosialisasi Budaya Politik kepada Masyarakat (Agen Sosialisasi Politik)

Halo, sahabat Pandai Belajar! Setelah sebelumnya membahas tentang Budaya Politik di Indonesia, sekarang kita berlanjut ke pembahasan berikutnya yang tidak kalah penting, yaitu Prosedur Sosialisasi Budaya Politik Kepada Masyarakat. Materi ini merupakan submateri yang diajarkan di SMA kelas XI. Mari kita simak pembahasan materi kali ini! Selamat membaca, Sahabat! 

A. Prosedur Sosilisasi Budaya Politik

Budaya politik merupakan suatu nilai yang terbentuk melalui sosialisasi politik yang gencar dilakukan terhadap masyarakat selaku warga negara. Prosedur sosialisasi politik ini bermakna cara-cara atau teknik penanaman nilai-nilai politik kepada individu atau kelompok masyarakat. Robert Le Vine  mengatakan  terdapat tiga prosedur atau tiga teknik yang dapat diterapkan dalam sosialisasi penerrapan nilai politik kepada masyarakat, yaitu imitasi, instruksi, dan motivasi. Adapun penjelasan ketiga teknik tersebut sebagai berikut.

  1. Imitasi merupakan teknik sosialisasi penanaman nilai politik melalui cara meniru terhadap perilaku masyarakat setempat. Dengan kata lain, teknik imitasi ini menuntut orang yang memberi sosialisi untuk menyamar dan meniru kebiasaan individu-individu di lokasi target sosialisai. Teknik ini biasanya digunakan kepada anak-anak yang memang penting untuk diberi pemahaman politik sejak dini, tetapi tidak menutup kemungkinan teknik ini juga digunakan kepada orang dewasa. 
  2. Instruksi adalah sebuah teknik sosialisasi melalui pembelajaran, baik di sekolah (formal), di lingkungan keluarga (informal), maupun lingkungan pergaulan atau organisasi (nonformal). 
  3. Motivasi merupakan mekanisme atau teknik sosialisasi yang dikaitkan dengan pengalaman individu atau kelompok target sosialisai. Teknik ini mendorong penerima sosialisasi untuk belajar dari pengalaman-pengalaman mengenai tindakan politik yang diarahkan sesuai dengan sikap dan pendapatnya sendiri. Dengan kata lain, teknik ini mengarahkan indvidu sasaran sosialisasi untuk berpikir lalu mengambil sikapnya sendiri berdasarkan pengalaman.

B. Agen Sosialisasi Politik

Teknik sosialisasi tersebut tidak akan berjalan jika tidak ada agen politik yang menjalankannya. Ada tiga agen sosialisasi budaya politik yang vital dan bertanggung jawab menjalankan sosialisasi kepada masyarakat sekitarnya, yaitu keluarga, sekolah, partai politik. Berikut pemaparan ketiga hal tersebut.

1. Keluarga

Keluarga adalah agen pertama yang bertanggung jawab menentukan pola pembentukan nilai politik bagi seorang individu terutama anak. Keluarga dapat menanamkan nilai politik dan keyakinan politik atas pandangan orang tua secara langsung atau tidak langsung. Langkah awal dapat dilakukan dengan menanamkan sikap menghargai kewenangan Ayah dan Ibu selaku orang tua, yang dapat dipahami sebagai sikap saling menghargai suatu tatanan di masyarakat. Jika sebuah keluarga terlalu menekankan kepatuhan secara berlebihan, bisa jadi keluarga tersebut akan membentuk individu yang berbudaya politik parokial atau subjektif dan tidak peduli dengan yang lain. 

2. Sekolah

Saat masuk sekolah, anak diajarkan untuk mengharga dan mengenal nilai-nilai, norma, dan atribut negaranya. Proses pengenalan budaya politik ini diberikan sejak Taman Kanak-Kanak. Pada masa itu, pendekatan atau pemberian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara imitasi. Setelah itu, berlanjut di SD, SMP, SMA yang dituntut makin mengenal budaya politik di Indonesia, mulai dari gambar-gambar pajangan seperti presiden, wakil presiden, pancasila. Lalu, makin berkembang dengan pengenalan sistem negara, Pendidikan Pancasila, sampai akhirnya pengenalan politik praktis, partai politik, sistem politik melalui diskusi-diskusi di sekolah. 

3. Partai Politik

Menurut Budiarjo (2008), partai polirik memiliki beberapa fungsi sebagai sarana atau agen sosialisasi budaya politik di negara demokrasi seperti Indonesia. Berikut merupakan fungsi partai polititk.

a. Komunikasi Politik

Partai politik berperan sebagai penyalur aspirasi rakyat dengan menyatukan berbagai kepentingan dan merumuskanmnya menjadi arah dari kebijakan yang akan dibuatnya dalam tatanan demokrasi.

b. Sosialisasi Politik

Partai politik berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan nilai politik, norma, dan sikap, serta orientasi politik seseorang terhadap persoalan politik di Indonesia.

c. Rekrutmen Politik

Dalam hal ini, partai politik berperan untuk mengajak orang-orang terlibat langsung dengan partai politik sebagai anggota partai politik. 



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »