Showing posts with label Penjaskes. Show all posts
Showing posts with label Penjaskes. Show all posts

GERAK RITMIK (Gerak Ritmik Ayunan Lengan, Langkah Kaki, dan Gerak Ritmik Gabungan Langkah Kaki dengan Ayunan Lengan)

Hai Sahabat! Apa kabar? Assalamualaikum. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Gerak Ritmik. Di dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa bagian sub bab yang dikaji yaitu, Pengertian Gerak Ritmik, Langkah Pelaksanaan Gerak Ritmik,  Dari pada membingungkan,  Gerak Ritmik Ayunan Lengan, Langkah Kaki, dan Gerak Ritmik Gabungan Langkah Kaki dengan Ayunan Lengan. Langsung saja mari kita menuju pembahasan di bawah ini! Semoga bermannfaat dan selamat membaca.

www.pandaibelajar.com


Manusia memiliki raga atau tubuh yang terdiri atas banyak sendi, dengan begitu manusia mampu melakukan berbagai gerakan. Gerakan yang tercipta mulai dari kepala hingga kaki dapat dilakukan dengan serasi dan harmonis. Gerakan tersebut akan terlihat harmonis dan indah apabila disesuaikan dengan irama nada yang berbentuk satuan suara hingga mencipta musik utuh yang merdu. Gerakan yang berpadu dengan irama musik itu disebut juga dengan GERAK RITMIK.

Aktivitas gerak ritmik adalah bentuk aktivitas penggabungan gerakan antara ayunan lengan, langkah kaki, dan gerakan anggota tubuh lainnya yang disesuaikan dengan irama hitungan atau musik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah (1) kesesuaian irama antara gerakan lengan, kaki, dan irama koordinasi dari keseluruhan gerakan tercipta, (2) kelenturan tubuh, dan (3) kontinuitas atau keberlangsungan gerakan secara terus menerus. Pertama-tama yang harus dipelajari adalah gerak langkah kaki, kemudian dilanjutkan dengan gerak ayunan/putaran lengan, dan gerakan gabungan langkah kaki dan ayunan lengan. Berikut akan dibahas mengenai kategori keterampilan gerak ritmik dan tata cara pelaksanaanya.


1. Gerak Ritmik Ayunan Lengan

Gerak ini merupakan satuan gerakan tubuh pada bagian lengan yang digerakan berpacu pada melodi atau musik yang disajikan. Berikut tata cara pelaksanaan gerakan ini.

a. Gerak Putaran Satu Lengan

Gerak putaran lengan, tahapan gerakan sebagai berikut:

  1. Tegakkan badan anda, buat kaki rapat dan kedua lengan lurus ke depan.
  2. Pada hitungan satu, coba putar lengan kiri ke belakang.
  3. Pada hitungan dua, putar kembali lengan kiri ke depan.
  4. Pada hitungan tiga, bergantian putar lengan kanan ke belakang.
  5. Pada hitungan empat, putar kembali lengan kanan ke depan.
  6. Lakukan gerakan tersebut sebanyak 6x8 hitungan sampai terbiasa.

b. Gerak Putaran Kedua Lengan Bersamaan

Gerak putaran kedua lengan bersamaan, tahapan gerakan sebagai berikut:
  1. Sikap pertama badan tegak, kaki rapat dan kedua lengan lurus ke depan sejajar.
  2. Pada hitungan satu, putar kedua lengan kearah belakang.
  3. Pada hitungan dua, putar kedua lengan ke kanan.
  4. Pada hitungan tiga, putar kedua lengan ke belakang.
  5. Pada hitungan empat, kembali ke sikap semula.
  6. Lakukan gerakan tersebut sebanyak 6x8 hitungan hingga terbiasa.

c. Gerak Ayunan Lengan Lurus Atas Bawah

Gerak ayunan lengan lurus atas bawah, tahapan gerakan sebagai berikut:
  1. Badan berdiri, kaki dibuka lebar atau sikap kangkang, dan  kedua tangan direntangkan melebar.
  2. Pada hitungan satu, luruskan lengan kiri arah atas menuju samping telinga, lengan kanan ke bawah silang arah depan badan.
  3. Pada hitungan dua, luruskan lengan kanan ke atas di samping telinga, lengan kiri ke bawah silang di depan badan.
  4. Pada hitungan tiga, lakukan berulang seperti pada hitungan satu.
  5. Pada hitungan empat, lakukan berulang seperti pada hitungan dua.
  6. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang sebanyak 4 x 8 hitungan hingga terbiasa.

d. Gerak Putaran Kedua Lengan Depan Badan

Gerak putaran kedua lengan depan badan, tahapan gerakan sebagai berikut:
  1.  Badan berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu, dan kedua tangan di samping kanan.
  2. Pada hitungan satu, putar kedua lengan di depan badan ke arah kiri.
  3. Pada hitungan dua, putar kembali kedua lengan di depan badan ke arah kanan.
  4. Pada hitungan tiga, lakukan berulang seperti hitungan satu.
  5. Pada hitungan empat, lakukan berulang seperti hitungan dua.
  6. Lakukan gerakan tersebut sebanyak 4 x 8  hitungan hingga lancar.

e. Gerak Putaran Lengan dan Badan

Gerak putaran lengan dan badan, tahapan gerakan sebagai berikut:
  1. Badan berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu dan kedua lengan di samping kanan/kiri.
  2. Pada hitungan satu, ayunkan kedua lengan ke atas sambil memutar badan setengah lingkaran ke arah kiri.
  3. Pada hitungan dua, putar badan seperempat ke kiri dan putar lengan melalui  kiri ke samping.
  4. Pada hitungan tiga, lakukan berulang seperti hitungan satu.
  5. Pada hitungan empat, lakukan berulang seperti hitungan dua.
  6. Lakukan gerakan tersebut secara berulang sebanyak 4 x 8 hitungan.


2. Aktivitas Belajar Langkah Kaki dan Ayunan Lengan

Gerak langkah kaki dan ayunan lengan dapat digabungkan sehingga membentuk suatu gerakan yang harmonis dan indah untuk dilakukan beriringan dengan irama musik tersedia.

1) Gerakan I

  • Sikap awal badan tegak, kedua kaki rapat, dan kedua lengan lurus ke depan.
  • Pada hitungan 1-2, putar lengan kiri ke belakang, dengan disertai melangkahkan kaki kiri ke belakang satu langkah.
  • Pada hitungan 3-4, putar kembali lengan kiri ke depan dan rapatkan kembali kaki kiri ke depan.
  • Pada hitungan 5-6, putar lengan kanan ke belakang dengan disertai langkah kaki kanan ke belakang.
  • Pada Hitungan 7-8, putar kembali lengan kanan ke depan dengan disertai melangkahkan kaki kanan ke depan.
  • Lakukan gerakan tersebut secara berulang sebanyak 6 x 8 hitungan.


2) Gerakan II

  • Badan tegak, kedua kaki rapat, dan kedua lengan lurus ke depan.
  • Pada hitungan 1-2, putar kedua lengan ke arah belakang, kemudian langkahkan kaki kiri ke belakang.
  • Pada hitungan 3-4, putar kedua lengan ke kanan, kemudian langkahkan kaki kiri dan rapatkan dengan kaki kanan.
  • Pada hitungan 5-6, putar kedua lengan ke belakang, kemudian langkahkan kaki kanan ke belakang.
  • Pada hitungan 7-8, putar kedua lengan ke depan, kemudian rapatkan kaki kanan dengan kaki kiri.
  • Lakukanlah gerakan tersebut secara berulang sebanyak 6 x 8 hitungan.

3) Gerakan III

  • Badan tegak, kedua kaki rapat, dan kedua lengan lurus ke depan.
  • Pada hitungan 1-2, putar kedua lengan ke belakang, kemudian langkahkan kaki kiri dengan lutut ditekuk.
  • Pada hitungan 3-4, putar kedua lengan ke depan, kemudian langkahkan tungkai kanan dua langkah ke depan.
  • Pada hitungan 5-6, putar kedua lengan ke belakang, dan kaki kanan mundur ke belakang dua langkah.
  • Pada hitungan 7-8, putar kembali dua lengan ke belakang, dan kaki  kiri maju dua langkah ke belakang.
  • Lakukan gerakan tersebut secara berulang sebanyak 6 x 8 hitungan.


4) Gerakan IV

  • Badan berdiri tegak, kedua kaki membuka (kangkang), dan kedua lengan direntangkan.
  • Pada hitungan satu, luruskan lengan kiri ke atas di samping telinga, lengan kanan ke bawah silang di depan badan, dan pindahkan berat badan ke kaki kiri.
  • Pada hitungan dua, pindahkan berat badan ke kaki kanan disertai dengan rneluruskan lengan kiri ke bawah silang di depan badan.
  • Pada hitungan tiga, seperti hitungan satu.
  • Pada hitungan empat, seperti hitungan dua.
  • Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang sebanyak 4 x 8 hitungan.

5) Gerakan V

  • Badan berdiri, kaki dibuka lebar (kangkang), dan kedua tangan di samping kanan.
  • Pada hitungan 1-2, putar kedua lengan di depan badan ke kiri, pindahkan berat badan ke kiri, dan langkahkan kaki kiri dua langkah ke kiri.
  • Pada hitungan 3-4, putar kembali kedua lengan di depan badan kekanan, pindahkan berat badan ke kanan, dan langkahkan kaki kanan dua langkah ke kanan.
  • Lakukan gerakan tersebut secara berulang sebanyak 4 x 8 hitungan.

6) Gerakan VI

  • Badan berdiri, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), dan kedua lengan di samping badan.
  • Pada hitungan satu, ayunkan kedua lengan ke atas sambil memutar badan setengah lingkaran ke kiri, tarik kaki kanan  dan rapatkan pada kaki kiri, dan kedua lengan  luruskan ke atas.
  • Pada hitungan dua, langkahkan kaki kanan ke depan, putar badan seperempat ke kiri, dan putar lengan melalui kiri ke samping.
  • Pada hitungan tiga, seperti hitungan satu.
  • Pada hitungan empat, seperti hitungan dua.
  • Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang sebanyak 2 x 4 hitungan.

Merancang Rangkaian Gerakan Senam Lantai

Assalamualaikum sahabat! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang cara merancang rangkaian gerakan senam lantai yang baik dan benar serta tidak mengakibatkan cedera. Judul yang kami angkat untuk artikel ini adalah Merancang Rangkaian Gerakan Senam Lantai. Di dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa subbagian yang akan dibahas, yaitu Merancang Gerakan Guling Depan, Merancang Gerakan Guling Belakang, Merancang Gerakan Headstand dan Handstand, Meancang Gerakan Sikap Lilin, dan Merancang Gerakan Sikap Kayang. Penjelasannya akan dipaparkan di bawah ini. 

www.pandaibelajar.com


1. Aktivitas Belajar untuk Merancang Rangkaian Gerak Guling Depan

Di bawah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara berguling depan dengan baik dan benar dan pastinya terhindar dari cedera pada pesenam, Rangkaian latihan ini akan disusun sesuai tahapan-tahapan gerakan guling depan. Beikut adalah cara-cara atau langkah berupa aktivitas yang dapat dilakukan saat akan melatih gerakan guling depan. 

  • Buatlah atau rancanglah rangkaian gerakan guling depan dengan baik dan benar mulai dari sikap awal, lalu rancang saat posisi gerakan, dan sikap akhir secara individual sesuai dengan keadaan serta juga kondisi tubuh setiap orang yang melakukan gerakan ini.
  • Setelah rancangan rangkaian gerak guling depan sudah selesai dan telah tersusun dengan baik, maka selanjutnya adalah melakukan rangkaian gerak tersebut pada matras atau alas yang empuk yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga terhindar dari cedera.
  • Perhatiakanlah setiap rangkaian gerakan yang disusun tersebut dengan memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan.
  • Mintalah teman atau guru untuk memperhatiakan dan mengamati serta memberikan masukan terhadap gerakan yang dilakukan.
  • Lakukanlah latihan tersebut dengan menerapkan nilai disiplin, tanggungjawab, kejujuran, dan toleransi.
2. Merancang Rangkaian Gerak Guling Belakang 

Di bawah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara berguling belakang dengan baik dan benar serta pastinya terhindar dari cedera pada pesenam, Rangkaian latihan ini akan disusun sesuai tahapan-tahapan gerakan guling belakang. Beikut adalah cara-cara atau langkah berupa aktivitas yang dapat dilakukan saat akan melatih gerakan guling belakang. 
  • Buatlah atau rancanglah rangkaian gerakan guling belakang dengan baik dan benar mulai dari sikap awal, lalu rancang saat posisi gerakan, dan sikap akhir secara individual sesuai dengan keadaan serta juga kondisi tubuh setiap orang yang melakukan gerakan ini. 
  • Setelah rancangan rangkaian gerak guling depan sudah selesai dan telah tersusun dengan baik, maka selanjutnya adalah melakukan rangkaian gerak tersebut pada matras atau alas yang empuk yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga terhindar dari cedera.
  • Perhatiakanlah setiap rangkaian gerakan yang disusun tersebut dengan memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan.
  • Mintalah teman atau guru untuk memperhatiakan dan mengamati serta memberikan masukan terhadap gerakan yang dilakukan.
  • Lakukanlah latihan tersebut dengan menerapkan nilai disiplin, tanggungjawab, kejujuran, dan toleransi.
3. Merancang Rangkaian Gerak Headstand dan Handstand 

Di bawah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara Headstand dan Handstand dengan baik dan benar serta pastinya terhindar dari cedera pada pesenam, Rangkaian latihan ini akan disusun sesuai tahapan-tahapan gerakan Headstand dan Handstand. Beikut adalah cara-cara atau langkah berupa aktivitas yang dapat dilakukan saat akan melatih gerakan Headstand dan Handstand
  • Buatlah atau rancanglah rangkaian gerakan Headstand dan Handstand dengan baik dan benar mulai dari sikap awal, lalu rancang saat posisi gerakan, dan sikap akhir secara individual sesuai dengan keadaan serta juga kondisi tubuh setiap orang yang melakukan gerakan ini. 
  • Setelah rancangan rangkaian Headstand dan Handstand sudah selesai dan telah tersusun dengan baik, maka selanjutnya adalah melakukan rangkaian gerak tersebut pada matras atau alas yang empuk yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga terhindar dari cedera.
  • Perhatiakanlah setiap rangkaian gerakan yang disusun tersebut dengan memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan.
  • Mintalah teman atau guru untuk memperhatiakan dan mengamati serta memberikan masukan terhadap gerakan yang dilakukan.
  • Lakukanlah latihan tersebut dengan menerapkan nilai disiplin, tanggungjawab, kejujuran, dan toleransi.
4. Merancang Rangkaian Gerak Sikap Lilin

Di bawah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara melakukan gerak sikap lilin dengan baik dan benar serta pastinya terhindar dari cedera pada pesenam, Rangkaian latihan ini akan disusun sesuai tahapan-tahapan gerakan sikap lilin. Beikut adalah cara-cara atau langkah berupa aktivitas yang dapat dilakukan saat akan melatih gerakan sikap lilin.

  • Buatlah atau rancanglah rangkaian gerakan sikap lilin dengan baik dan benar mulai dari sikap awal, lalu rancang saat posisi gerakan, dan sikap akhir secara individual sesuai dengan keadaan serta juga kondisi tubuh setiap orang yang melakukan gerakan ini. 
  • Setelah rancangan rangkaian sikap lilin sudah selesai dan telah tersusun dengan baik, maka selanjutnya adalah melakukan rangkaian gerak tersebut pada matras atau alas yang empuk yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga terhindar dari cedera.
  • Perhatiakanlah setiap rangkaian gerakan yang disusun tersebut dengan memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan.
  • Mintalah teman atau guru untuk memperhatiakan dan mengamati serta memberikan masukan terhadap gerakan yang dilakukan.
  • Lakukanlah latihan tersebut dengan menerapkan nilai disiplin, tanggungjawab, kejujuran, dan toleransi.
5. Merancang Rangkaian Gerak Sikap Kayang

Di bawah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara melakukan gerak Sikap Kayang dengan baik dan benar serta pastinya terhindar dari cedera pada pesenam, Rangkaian latihan ini akan disusun sesuai tahapan-tahapan gerakan sikap lilin. Beikut adalah cara-cara atau langkah berupa aktivitas yang dapat dilakukan saat akan melatih gerakan sikap kayang. 
  • Buatlah atau rancanglah rangkaian gerakan sikap kayang dengan baik dan benar mulai dari sikap awal, lalu rancang saat posisi gerakan, dan sikap akhir secara individual sesuai dengan keadaan serta juga kondisi tubuh setiap orang yang melakukan gerakan ini. 
  • Setelah rancangan rangkaian sikap kayang sudah selesai dan telah tersusun dengan baik, maka selanjutnya adalah melakukan rangkaian gerak tersebut pada matras atau alas yang empuk yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga terhindar dari cedera.
  • Perhatiakanlah setiap rangkaian gerakan yang disusun tersebut dengan memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan.
  • Mintalah teman atau guru untuk memperhatiakan dan mengamati serta memberikan masukan terhadap gerakan yang dilakukan.
  • Lakukanlah latihan tersebut dengan menerapkan nilai disiplin, tanggungjawab, kejujuran, dan toleransi.



Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika. Di dalam pembahasan ini terdapat beberapa bagian yang akan dibahas yaitu, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Terhadap Diri Sendiri, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Terhadap Keluarga, dan Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Terhadap Lingkungan. Langsung saja kita simak pembahasan di bawah ini! Semoga Bermanfaat! 

www.pandaibelajar.com


PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA  

1. Pencegahan Terhadap Diri Sendiri


  • Belajar untuk selalu berusaha mengatakan tidak terhadap obat-oabtan terlarang, baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain yang mencoba menawarkan barang haram itu kepada kita. 
  • Tidak usah terpancing karena dibilang kuper atau kurang pergaulan. Justru kebalikannya, pengguna narkobalah yang nantinya akan jadi kuper dan terkucilkan di masyarakat luas.
  • Tidak usah selalu ingin dianggap atau diperhatikan. Misalnya dianggap hebat, dianggap berani, dianggap gaul atau dianggap cool, dan lain sebagainya.
  • Bergaullah dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berprilaku buruk karena siapa temanmu hari ini akan menentukan siapa kita di hari kemudian.
  • Jangan pernah coba-coba obat-obatan terlarang tersebut karena sekali mencoba narkoba maka seumur hidup akan sengsara. 
  • Pikirkanlah bahwa narkoba akan mengakibatkan penderitaan yang sangat buruk, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
  • Isilah hari-hari dengan kegiatan yang baik dan mengarah kepada kefiatan yang positif, seperti: berolahraga, ikut kegiatan karang taruna, ekstrakulikuler, dan lain sebagainya.
  • Ingatlah selalu nasehat dan pesan-pesan dari orang tua untuk mengarahkan kita pada hal-hal yang positif. Nasehat dan pesan orang tua adalah cahaya yang menerangi kegelapan jalan kita mengarungi kehidupan yang fana ini.
  • Mendekatlah dan selalu berada di jalan Tuhan, karena hanya dengan cara mempertebal iman dan rajin sembahyang kita terjauh dari segala keburukan, termasuk narkoba. 
2. Pencegahan Terhadap Keluarga

  • Pengasuhan atau pola pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman disiplin yang baik, mengajarkan perbedaan antara yang baik dan yang  buruk, mengembangkan kemandirian pribadi, memberi kebebasan bertanggungjawab, dan mengembangkan harga diri anak dengan menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
  • Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
  • Meluangkan waktu untuk kebersamaan Bersama seluruh anggota keluarga di rumah maupun di luar rumah.
  • Orang tua menjadi contoh yang baik untuk Pendidikan anak. Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
  • Kembangkan komunikasi yang senantiasa selalu baik. Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat Sang anak. 
  • Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak secaa baik dan tuntas.
3. Pencegahan Terhadap Lingkungan

a. Upaya Terhadap Siswa
  • Memberikan pendidikan dan penjelasan kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan NAPZA.
  • Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di sekolah.
  • Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan yang positif untuk tetap menghindari dari pemakaian NAPZA dan terhindar juga dari merokok.
  • Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa contohnya seperti ekstrakurikuler di sekolah.
  • Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling terhadap siswa. Membantu siswa yang telah menyalahgunakan NAPZA untuk bisa menghentikannya.
  • Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
b. Upaya Pencegahan NAPZA Di Sekolah
  • Razia dengan cara sidak
  • Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah
  • Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru
  • Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
  • Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah.
c. Upaya Pembinaan Lingkungan Sekolah
  • Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang baik dan sehat dengan membina hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik.
  • Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah.
  • Sikap keteladanan guru amat penting sebagai salah satu contoh positif terhadap peserta didik.
  • Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai dengan pulang sekolah.
  • Pada lingkungan masyarakat pencegahan penyalahgunaan NAPZA dapat dilakukan dengan:
    a. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal sehingga masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama-sama.
    b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
    c. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
    d. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan NAPZA.




Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Assalamualaikum Sahabat! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika. Ada beberapa upaya penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu, Preventif (Pencegahan), Kuratif (Pengobatan), Rehabilitasi, Represif (Tindakan). Mari kita langsung saja menuju pembahasan di bawah ini! Semoga Bermanfaat! 

www.pandaibelajar.com


PENJELASAN

Beberapa upaya penanggulangan dalam penyalahgunaan narkotika dan psikotropika yaitu, sebagai berikut penjelasannya di bawah ini. 

1. Preventif (Pencegahan) 

Preventif atau disebut juga dengan pencegahan dilakukan untuk membentuk suatu masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba, dalam ata lain masyarakat tersebut akan menjauhi atau jauh dari narkotika dan psikotropika. Pencegahan ini merupakan suatu hal yang lebih baik dari pada pemberantasan terhadap narkotika dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang berkompeten dibidangnya baik di sekolah maupun di dalam sebuah masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan ketat distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan Narkotika dan psikotropika oleh individu atau suatu kelompok individu. 

2. Kuratif (Pengobatan) 

 Kuratif atau disebut juga dengan pengobatan adalah suatu tindakan yang dilaukan dengan tujuan untuk menyembuhkan para korban yang telah menyalahgunakan narkotika atau psikotropika,. Pengobatan atau tindakan kuratif ini dilakukan dengan cara melalui tindakan medis maupun dengan media lain atau nonmedis. Contoh dari tempat-tempat yang menyelenggarakan tindakan kuratif adalah tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi Narkoba.

3. Rehabilitasi 

Rehabilitasi ini dilakukan setelah dilakukannya tindakan kuratif atau pengobatan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali untuk ketagihan Narkoba atau psikotropika kembali. Rehabilitasi berupaya untuk menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita sebagai umat manusia tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.

4. Represif (Penindakan) 

Represif atau disebut juga dengan penindakan artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh main hakim sendiri.


GERAK LONCAT KANGKANG

Hai Assalamualaikum Sahabat! Pada kesempatan kali ini, kami selaku admin akan membahas tentang Loncat Kangkang. Pembahasan kali ini akan menjelaskan beberapa poin-poin yaitu, Loncat Kangkang, Gerakan Loncat Kangkang, Melatih Gerakan Loncat Kangkang. Langsung saja kita bahas di penjelasan di bawah ini! Selamat Membaca!

www.pandaibelajar.com


LONCAT KANGKANG

Pengertian dari loncat kangkang ini adalah salah satu jenis loncatan yang dilakukan menggunakan peti lompat dengan posisi badan membuka kedua kakinya atau juga kaki dalam posisi kangkang pada saat melewati peti lompat. Oleh karena itulah mengapa loncat ini diberi nama loncat kangkang. 

A. Gerakan Loncat Kangkang

Cara melakukan gerakan loncat kangkang ini harus dilakukan dengan baik dan benar. Jika tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka memungkinkan terkena cedera pada si peloncat tersebut. Tahapan-tahapan gerakan yang baik yang benar adalah sebagai berikut. 
  1. Posisi awal berdirinya si peloncat adalah berdiri di belakang peti lompat dan lakukan gerak langkah mundur kurang lebih sekitar lima langkah atau dapat juga langkah ganjil dengan mendahulukan kaki kanan. 
  2. Awalan dengan lari dengan cara perlahan ke arah peti lompat yang telah disediakan. 
  3. Satu langkah sebelum sampai pada peti lompat, lakukan tolakkan kaki kiri ke depan atas bersamaan menumpukan kedua telapak tangan diatas peti lompat dengan siku sedikit menekuk.
  4. Saat terjadi dorongan ke atas pada kaki, saat itu pula tungkai dibuka lebar-lebar hingga melewati peti lompat yang ada.
  5. Kedua kaki dirapatkan kembali sebelum penurunan atau pendaratan.
  6. Pendaratan dilakukan dengan berurutan yaitu, ujung kaki terlebih dahulu, lalu seluruh kaki, lutut ditekuk, panggul dibungkukkan, dan kembali berdiri tegak.
  7. Pandangan diarahkan ke depan untuk menjaga keseimbangan dengan baik.
B. Melatih Gerak Loncat Kangkang

1. Aktivitas Belajar Melompati Kardus 

  • Buat kelompok lima sampai dengan enam orang. 
  • Masing-masing kelompok mendapatkan empat buah kardus bekas.
  • Secara bergantian atau berurutan loncati sebuah kardus dengan kaki mengangkang.
  • Secara bergantian atau berurutan loncati dua buah kardus dengan kaki yang mengangkang.
  • Secara bergantian atau berurutan loncati tiga kardus dengan kaki mengangkang.
  • Secara bergantian atau berurutan loncati empat kardus dengan kaki mengangkang.
  • Saat melewati kardus tangan jangan menyentuh kardus.
  • Saat mendarat usahakan dengan kedua kaki yang mengeper.
  • Lakukan aktivitas tersebut terus-menerus secara bergantian atau berurutan sampai batas waktu yang ditentukan oleh guru guna memperancar keterampilan gerak loncat kangkang.
2. Aktivitas Belajar Melompati Teman
  • Pilih teman yang seimbang denganmu.
  • Berdiri rapat ke arah gerakan, minta temanmu melakukan posisi membungkuk dengan cara membuka kaki selebar bahu dan kedua tangan ditempelkan di lutut.
  • Kamu ambil langkah mundur lima langkah (bilangan ganjil) dari temanmu.
  • Satu langkah sebelum temanmu tolakkan kaki kiri ke depan atas bersamaan menumpukan kedua telapak tangan diatas punggung temanmu dengan siku sedikit ditekuk.
  • Saat terjadi dorongan ke atas kaki, tungkai dibuka lebar-lebar hingga melewati temanmu.
  • Kedua kaki dirapatkan kembali sebelum penurunan.
  • Pendaratan dilakukan dengan urutan ujung kaki, lalu seluruh kaki, lutut ditekuk panggul dibungkukkan, dan berdiri tegak.
  • Lakukan aktivitas tersebut secara bergantian.
3. Aktivitas Belajar Melompati Peti Lompat Bertahap
  • Buat kelompok 5-6 orang.
  • Siapkan tiga buah peti lompat yang tingginya bertahap.
  • Lakukan meloncati secara kangkang peti lompat yang pendek.
  • Lakukan meloncati secara kangkang peti lompat yang sedang.
  • Lakukan meloncati secara kangkang peti lompat yang tinggi.
  • Saat melewati peti lompat, kedua tangan dapat menumpu di pangkal atau di ujung peti lompat.
  • Saat mendarat usahakan dengan kedua kaki yang mengeper.
  • Lakukan aktivitas tersebut terus menerus secara bergantian sampai batas waktu yang ditentukan guru. 

Zat Adiktif : Narkotika dan Psikotropika

Hallo Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Kali ini kami akan membahas tentang Zat Adiktif. Pada penjelasan kali ini kami akan fokus pada Narkotika, Psikotropika, dan juga Zat Adiktif lainnya seperti NAPZA, Alkohol, Inhalasi. Baiklah, penjelasan selengkapnya di bawah ini, sebagai berikut. Selamat membaca! Semoga bermanfaat!

www.pandaibelajar.com


PENJELASAN

A. Narkotika

Narkotika adalah suatu bahan atau juga zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang, dalam hal ini yang terganggu akibat narkotika ini adalah pikiran, perasaan dan perilaku seseorang serta juga dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat berat secara fisik dan psikologi. Di dalam undang-undang yaitu pada UU RI No 35 / 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan pada seseorang yang memakainya. Narkotika sendiri dapat terbagi menjadi tiga golongan berbeda yaitu, sebagai berikut.
  1. Golongan I 
    Narkotika yang termasuk ke dalam narkotika golongan I ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan contohnya dalam dunia medis dan tidak digunakan dalam terapi. Narkotika golongan I ini mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan berat si pemakai. Contohdari narkotika golongan I adalah Heroin, Kokain,  dan Ganja.
  2. Golongan II
    Narkotika jenis ini atau golognan II ini adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir atau jalan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan dapat pula diunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan tertentu serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan berat bagi seorang pemakai narkotika golongan ini. Contoh dari narkotika yang termasuk ke dalam golongan II ini adalah Morfin dan Petidin.
  3. Golongan III
    Narkotika golongan III ini adalah narkotika yang tergolong ke dalam narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dapat pula digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan kecil pada pemakainya. Contoh narkotika yang termasuk ke dalam narkotika golongan III ini salah satunya adalah Codein.
B. Psikotropika 

Terdapat pada Undang-undang negara kita ini tepatnya pada UU RI No.35/2009, menjelaskan tentang psikotropika ini adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang bukan termasuk narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku seseorang. Psikotropika ini terbagi menjadi empat golongan, penjelasannya sebagai berikut. 
  1. Golongan I 
    Psikotropika yang termasuk ke dalam psikotropika golongan I ini adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan sangat berat. Contoh dari psikotropika golongan I ini adalah Ekstasi.
  2. Golongan II
    Psikotropika yang termasuk golongan II ini adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan dapat pula digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan berat pula. Contoh psikotropika golongan II ini adalah Amphetamine.
  3. Golongan III
    Psikotropika golongan II ini merupakan jenis psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan juga dapat dihgunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan pada pemakainya. Contoh psikotropika golongan II adalah Phenobarbital.
  4. Golongan IV
    Psikotropika golongan keempat ini adalah psikotrpika yang dapat berkhasiat dalam pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan juga dapat digunkan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohdari psikotropika jenis ini adalah Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM).
C. Zat Adiktif Lainnya

1. Semua jenis minuman beralkohol yang mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan pada susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol yaitu, sebagai berikut.
  • Golongan A dengan kadar etanol 1 – 5 % (Bir).
  • Golongan B dengan kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur)
  • Golongan C dengan kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker).
2. Inhalasi atau juga gas yang dihirup dan solven merupakan zat pelarut yang mudah menguap berupa gabungan senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Inhalasi ini sangat sering disalahgunakan oleh pamakainya, contohnya adalah Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.

3. Tembakau. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan dariefeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari penggunaan NAPZA dapat tergolong menjadi tiga golongan yaitu, sebagai berikut. 
  • Golongan Depressan (Downer) 
    Golongan ini merupakan jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional dari tubuh manuia pemakai. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur dan sampai bisa tak sadarkan diri. Contoh dari NAPZA Golongan ini adalah Opioda (Morfin, Heroin, Codein), sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).
  • Golongan Stimulan (Upper)
    Golongan ini merupakan jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja dari tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan sangat  bersemangat. Contoh dari golongan stimulan ini adalah Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
  • Golongan Halusinogen
    Golongan halusinogen ini adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu pada pemakainya. Contoh dari golongan halusinogen ini salah satunya adalah Kanabis (ganja).